Powered By Blogger

Selasa, 27 Desember 2011

Stuktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


Jaringan Tumbuhan
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel itu pada tempat tertentu membentuk jaringan. jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi sama dan terikat oleh bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Secara garis besar jaringan penyusun tubuh tumbuhan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional artinya elnya mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri jaringan meristem :
  1. Dinding tipis
  2. Banyak protoplasma
  3. Vakuala kecil
  4. Inti besar, dan
  5. plastisida belum matang
Berdasarkan letaknya, ada 3 macam meristem :
  1. Meristem apikal
  2. Meristem lateral
  3. Meristem interkalar
Berdasarkan asal bentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder
  1. Meristem primer : meristem yang berkembang dari sel embrional
  2. Meristem sekunder : meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami deferensiasi dan spesialisasi tetapi menjadi embrional kembali
2.  Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa/permanen adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi merupakan perubahan bentuk sel disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel yang mendukung suatu fungsi tertentu. jaringan dewasa umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, xilem, floem, kolenkim, dan parenkim.
a. Jaringan Epidermis
Tersusun atas selapis sel yang pipihdan rapat dan tidak terdapat ruang antar sel. Epidrmis berfungsi sebagai proteksi, meliputi : 
  1. Epidermis daun : terletak pada permukaan atas dan bawah daun, tidak berklorofil. Modifikasi dari epidermis daun adalah terbentuknya kutikula, lapisan lilin, bulu-bulu halus, sedangkan pada epidermis bawah terbentuk stomata untuk pertukaran gas
  2. Epidermis batang : mengalami modifikasi membentuk kutikula dan membentuk bulu sebagai pelindung
  3. Epidermis akar : mengalami modifikasi membentuk bulu-bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan 
b. Jaringan Parenkim
Parenkim merupakan jaringan dasar, tersusun atas sel-sel bersegi banyak, terdapat ruang antar sel, sel-selnya hidup, terdapat mulai dari sebelah dalam epidermis hingga empelur. Jaringan parenkim terdapat pada akar, batang, dan daun. Klorenkim merupakan sel parenkim yang mempunyai klorofil. Berdasarkan bentuknya parenkim terdiri atas :
  1. Parenkim palisade : bentuk sel memanjang, tegak dan banyak kloroplas. Parenkim ini menyusun mesofil daun dan biji
  2. Parenkim spons : (bunga karang), bentuk dan susunan sel tidak teratur terdapat ruang antar sel, bersama-sama dengan palisade membentuk mesofil daun
  3. Parenkim bintang : bentuk seperti bintang, ujung saling berhubungan banyak terdapat ruang antar sel
  4. Parenkim lipatan : dinding sel mengadakan pelipatan ke dalam dan banyak mengandung kloroplas
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim terdiri atas :
  1. Parenkim asimilasi pada daun
  2. Parenkim penimbun pada akar umbi
  3. Parenkim transportasi pada xilem dan floem
  4. Parenkim udara pada enceng gondok 
c. Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang/penguat membuat tanaman dapat berdiri kokoh dan kuat. Jaringan penunjang terdiri atas 2 macam, yaitu kolenkim dan sklerenkim. Sklerenkim tidak mengandung protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dari zat lignin (lignifikasi), sedangkan kolenkim mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami lignifikasi.
  1. Jaringan Kolenkim, merupakan jaringan yang terdapat pada tumbuhan yang masih muda dan organ tua pada tumbuhan lunak. Tersusun atas sel hidup dengan penebalan dinding sel yang tidak merata
  2. Jaringan Sklerenkim, terdiri atas sel-sel mati, dinding sel tebal, kuat dan mengandung lignin.
Menurut terbentuknya sklerenkim dibagi 2, yaitu :
  1. Serabut sklerenkim
  2. Sklereida (sel batu) : sklereida sering ditemukan pada berkas pengangkutan, tangkai daun, akar, buah dan biji (kulit biji). Fungsi sklerenkim untuk menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa 
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengankut terdiri atas xilem dan floem yang disebut sebagai berkas pengangkut (vaskuler) 
1. Xilem
    Tersusun atas sel-sel trakeid, trakea dan parenkim. Xilem mula-mula terbentuk dari meristem apikal sehingga disebut xilem primer, kemudian tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder disebut xilem sekunder. fungsi utama xilem adalah untuk transportasi air dan garam-garam mineral tanah

2. Floem
    Tersusun atas buluh lapisan, sel pingiring, parenkim dan serabut floem. Pelaksanaan fungsi dari floem didukung oleh sel yang berbentuk khusus, berupa elemen pipa yang mempunyai lapisan pada ujungnya dan sel pengiring membantu pengangkutan zat hasil fotosintesis. Xilem dan floem bersatu membentuk ikatan pembuluh
Macam-macam Ikatan Pembuluh
  1. Ikatan pembuluh kolateral, yaitu xilem dan floem terletak bersebelahan di dalam jari-jari, meliputi kolateral terbuka : bila xilem dan floem dipisahkan kambium. contohnya tumbuhan dikotil. Kolateral tertutup : bila xilem dan floem tidak dipisahkan kambium, contohnya tumbuhan monokotil
  2. Ikatan pembuluh radial : bila xilem dan floem letaknya bersebelahan, tidak dalam jari-jari yang sama. contohnya pada akar
  3. Ikatan pembuluh kosentris, yaitu xilem dan floem berbentuk cincin silindris. meliputi kosentris amfikribal : letak xilem ditengah dan dikelilingi floem. kosentris amfivasal, letak floem ditengah dan dikelilingi xilem


e. Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder, menggantikan epidermis batang dan akar yang tlah menbal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung untuk keluar masuknya air/pelindung dari kehilangan air. Jaringan gabus berkembang dari parenkim yang berubah menjadi meristematis yang disebut felogen (kambium gabus) ke arah luar dan feloderm ke arah dalam 
Organ Pada Tumbuhan
Berbagai jaringan pada tumbuhan membentuk organ. Organ pokok pada tumbuhan yang bersifat vegetatif adalah akar, batang dan daun. Sedangkan organ generatif adalah Bunga.
a. Akar
Akar berasal dari calon akar yang terdapat pada embrio atau lembaga dari biji dan disebut akar primer. Pertumbuhan akar primer adalah akibat aktivitas kambium yang membentuk akar sekunder. Akar berfungsi :
  1. Tempat masuknya air dan mineral dari tanah ke seluruh bagian tumbuhan
  2. Untuk melekatkan dan menopang tumbuhan agar kokoh
  3. Tempat menyimpan cadangan makanan
Struktur Akar
  1. Struktur luar : terdapat rambut/bulu akar, merupakan perluasan sel epidermis akar untuk memperluas penyerapan dan tudung akar/kaliptra untuk melindungi sel-sel meristem apikal
  2. Struktur dalam : secara anatomi akar tersusun aas empat lapisan jaringan pokok yaitu epidermis, kortek, endodermis, dan stele. Pada sayatan memanjang dari ujung tampak tudung akar, daerah pembelahan sel, dan daerah pembentangan sel

1. Epidermis
            Bentuk sel pipih, berdinding tipis. susunan rapat setebal selapis sel. pada daerah dekat ujung akar, sel-sel epidermis termodifikasi menjadi bulu-bulu akar. Pada bagian ini lapisan kutikulanya sangat tipis untuk penyerapan air dan memperluas penyerapan. Dinding sel bersifat semipermiabel dan semakin jauh dinding bersifat impermiabel (tidak dapat dilalui oleh air dan unsur hara)
2. Korteks
 Letak di sebelah dalam epidermis dengan dinding sel tipis, ada ruang antar sel, pada beberapa tumbuhan air, ruang itu disebut aerenkim : lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis dapat mengadakan diferensiasi menjadi hipodermis yang dinding selnya mengandung suberin/lignin yang disebut eksodermis. Kortek merupakan daerah antara epidermis dengan slinder pusat.
3. Endoderimis
            Tersusun atas selapis sel-sel yang tebal. Terdapat penebalan dari zat suberin/lignin yang menelilingi dinding radial. Penebalan itu disebut pita kaspari, yang peranannya mencegah air masuk. Untuk masuk ke slinder pusat air melalui endodermis yang dindingnya tidak menebal yang disebut sel penerus air. Endodermis berperan mengatur lalu lintas zat dalam pembuluh akar.
4. Stele (slinder pusat)
 Tersusun atas beberapa macam jaringan, yaitu :
  1. Parisekel atau perkambium : merupakan lapisan terluar dari stele bila letaknya segaris dengan cilem dapat berubah menjadi jaringan meristem dan membentuk cabang akar (endogen)
  2. Berkas pembuluh angkut : terletak bergantian menurut arah jari-jari. Pda dikotil antara xilem dan floem terdapat kambium
  3. Jaringan parenkim : biasa disebut empelur




Akar Monokotil
  • Sistem perakaran serabut
  • Batas antara ujung akar dengan kaliptra jelas
  • Parisekel terdiri atas beberapa lapis sel berdinding tebal
  • Letak berkas pengangkut antara xilem dan floem pada akar tua tetap berselang-seling
  • Mempunyai empulur yang luas pada pusat akar
  • Parisikel hanya membentuk cabang akar
  • idak mempunyai kambium
Akar Dikotil
  • Sistem perakaran tunggang
  • Batas antara ujung akar dengan kaliptra tidak jelas
  • Parisikel terdiri atas satu lapis sel berdinding tebal
  • Letak berkas pengangkut pada akar sekunder bersifat kolateral, xilem di dalam dan floem diluar
  • Mempunyai empulur sempit atau tidak mempunyai empulur pada pusat akar
  • Parisekel membenuk cabang akar dan meristem sekunder seperti kambium dan kambium gabus
  • Berkambium
b. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berada di permukaan tanah. Batang berfungsi :
  1. Sebagai tempat duduk daun
  2. Transportasi
  3. Alat perkembangbiakan vegetatif
  4. Alat penyimpanan bahan makanan

Macam batang berdasarkan keadaan batang :
  1. Batang herba : lunak, berwarna hijau, kecil, epidermis tipis dan berstomata
  2. Batang berkayu : keras, tebal, mempunyai epidermis dan lenti sel, batang muda berfotesintesis tetapi batang tua tidak 
Struktur Anatomi Batang
Pada ujung batang di belakang titik tumbuh terbentuk jaringan primer dari luar ke dalam yaitu :
  1. Protoderma membentuk epidrmis
  2. Prokambium membentuk berkas pengankut (xilem, floem)
  3. Meristem dasar membentuk empulur dan korteks
Struktur Primer Batang
  1. Struktur primer batang monokotil : epidermis, ikatan pembuluh, empulur, dan sklerenkim
  2. Struktur primer batang dikotil : epidermis, korteks, stele yang tersusun atas xilem primer, floem primer, kambium vaskuler, dan empelur
Struktur Sekunder Batang
  1. Floem sekunder
  2. Xilem sekunder
  3. Gabus dan jaringan gabus
Batang Monokotil
  • Batang tidak bercabang
  • Pembuluh angkut tersebar
  • Tidak berkambium vasikuler sehingga tidak dapat tumbuh besar
  • Mempunyai meristem interkalar
  • Tidak mempunyai jari-jari empulur
  • Tidak dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur
Batang Dikotil
  • Batang bercabang-cabang
  • Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran
  • Berkambium vasikuler sehingga dapat tumbuh besar
  • Tidak mempunyai meristem interkalar
  • Jari-jari empulur berupa deretan parenkim di antara berkas pengangkut
  • Dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur
  • Ada kambium diantara xilem dan floem
c. Daun
Daun merupakan bagian tumbuhan yang biasanya berbentuk lembaran pipih dan berwarna hijau. Namun demikian ada yang berbentuk jarum atau sisik (pada kaktus). Daun biasanya memiliki umur tertentu dan akan gugur setelah usia tertentu. Daun sebagai tempat pembuatan makanan bagi tumbuhan melalui proses fotosintesis 
Struktur Anatomi Daun
  1. Epidermis, menutup permukaan atas dan bawah daun serta dilengkapi dengan kutikula. Epidermis mengandung sel-sel kipas dan stomata yang terdapat di kedua permukaan atau dipermukaan bawah saja
  2. Parenkim, tersusun atas palisade dan spons parenkim. Keduanya disebut mesofil daun (jaringan dasar) yang banyak mengandung klorofil sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis
  3. Berkas pengangkut, xilem dan floem pada daun terdapat pada tulang daun. Ikatan pembuluh ini merupakan lanjutan ikatan pembuluh pada batang dan berakhir pada hidatoda (ujung daun)




Struktur Mofologi Daun
    Daun lengkap mempunyai pelepah daun daun (folius), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Dalam satu tangkai daun ada yang berhelaian daun satu (daun tunggal0 ada yang lebih dari satu (daun majemuk)
Bentuk helaian daun, contohnya :
  1. Bentuk bundar, misal teratai
  2. Bentuk memanjang, misal srikaya
  3. Bentuk lanset, misal kamboja
  4. Bentuk garis, misal rumput-rumputan
  5. Bentuk pita, misal daun jagung
  6. Bentuk telur, misal kembang sepatu
  7. Bentuk segitiga, misal bunga pukul empat
  8. Bentuk jarum, misal daun pinus
Bentuk ujung daun, contohnya :
  1. Runcing, misal oleander
  2. Meruncing, misal sirsak
  3. Membulat, misal teratai
  4. Ramping, misal semanggi
  5. Berduri, misal nanas
Bentuk tepi daun, contohnya :
  1. Rata, misal daun nangka
  2. Bergerigi, misal daun lamtoro
  3. Bergigi, misal daun beluntas
  4. Beringgit, misal cocor bebek
  5. Berombak, misal air mata pengantin
Bentuk susuan tulang daun, contohnya :
  1. Menyirip, misal daun mangga
  2. Menjari, misal daun pepaya
  3. Melengkung, misal daun gadung
  4. Sejajar, misal daun teki
Daun Monokoti :
  1. Tulang daun sejajar atau melengkung
  2. Tidak memiliki jaringan
Daun Dikotil :
  1. Tulang daun menjari atau menyirip
  2. Memiliki jaringan tiang
e. Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan kelompok angiospermae. Bunga tersusun atas alat-alat reproduksi seperti bengan sari, putik, dan kandung lembaga, kelopak (calyk) dan mahkota (corola).
Tidak setiap bunga memiliki organ repoduksi yang lengkap. Bunga yang memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga disebut bunga hermafrodit, sedangkan ang memilik benang sari saja disebut bunga bunga jantan dan yang memiki putik saja disebut bunga betina . Bunga Monokotil : jumlah mahkota bunga biasanya 3 atau kelipatan 3. Bunga Dikotil : jumlah daun mahkota bunga biasanya kelipatan 4 atau 5